Saham ADRO Anjlok Pasca Dividen, Investor Pantau Zona Krusial Ini

Saham ADRO anjlok tajam usai ex date dividen pada 30 Desember 2025, membuat investor perlu memantau zona krusial 1.750-1.800.
IHSG IDX

IHWAL.IDSaham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penurunan signifikan (30/12/2025), sehari setelah melewati periode ex date dividen. Harga saham emiten batu bara ini anjlok 6,68% atau 130 poin, membawa harganya ke level Rp1.815 dari penutupan sebelumnya di Rp1.945.

Pergerakan ini menjadi perhatian utama pelaku pasar modal. Sejak dibuka pada Rp1.840, saham ADRO terus berada di bawah tekanan jual, bahkan menyentuh level terendah Rp1.805 tanpa adanya upaya pemulihan.

BACA JUGA:

Anjloknya Saham ADRO Pasca-Dividen

Penurunan tajam saham ADRO pada 30 Desember 2025 tercatat mencapai 6,68% atau 130 poin. Hal ini mendorong harga saham dari Rp1.945 ke Rp1.815, menunjukkan respons pasar yang kuat terhadap ex date dividen.

Saham dibuka pada Rp1.840 dan terus merosot. Kondisi ini menyebabkan harga terendah harian berada di Rp1.805, tanpa adanya indikasi pembalikan arah.

Volume Transaksi Tinggi Mengindikasikan Distribusi

Perdagangan ADRO pada hari tersebut diwarnai volume transaksi yang sangat tinggi, mencapai Rp232,1 miliar dengan total 1,28 juta lot saham berpindah tangan. Frekuensi transaksi mencapai 14.033 kali, mengindikasikan aktivitas jual beli yang masif dan tersebar luas.

Volume besar ini sering diartikan sebagai distribusi saham aktif di pasar. Ini menandakan banyak investor yang melepas kepemilikan sahamnya setelah mendapatkan hak dividen.

Dominasi Penawaran dan Zona Pertahanan Krusial

Secara teknikal, struktur orderbook saham ADRO menunjukkan tekanan jual yang signifikan. Antrean penawaran (offer) jauh lebih tebal dengan sekitar 857.691 lot dibandingkan antrean permintaan (bid) yang hanya 551.187 lot.

Kondisi ini menunjukkan dominasi suplai atas permintaan dalam jangka pendek. Area bid terkuat terpantau pada Rp1.800 hingga Rp1.790, yang berfungsi sebagai zona pertahanan utama bagi harga saham.

Tren Menurun yang Terkonfirmasi Secara Teknikal

Saham ADRO telah menunjukkan tren pelemahan konsisten sejak gagal mempertahankan posisinya di atas level Rp2.000. Setiap kenaikan harga dalam beberapa bulan terakhir selalu diikuti oleh koreksi, membentuk pola “lower high” yang jelas.

Penurunan tajam ini mempercepat kembalinya saham ke area konsolidasi bawah di kisaran Rp1.750–Rp1.800. Peningkatan volume transaksi yang menyertai pelemahan ini mengonfirmasi validitas tren menurun secara teknikal.

Sinyal Teknikal Campuran: Tekanan dan Potensi Rebound

Mayoritas indikator Moving Average (MA) memberikan sinyal jual, dengan 11 dari 12 indikator MA menunjukkan posisi negatif. Harga ADRO saat ini diperdagangkan di bawah MA5, MA10, MA50, hingga MA200, menandakan tren jangka pendek hingga panjang yang tertekan.

Namun, beberapa indikator seperti StochRSI, ROC, dan Bull/Bear Power mulai menunjukkan sinyal beli. Hal ini mengindikasikan tekanan jual mendekati titik jenuh jangka pendek, membuka peluang untuk technical rebound terbatas.

Mekanisme Pasar dan Prospek Jangka Pendek ADRO

Penurunan tajam ADRO saat ini sangat terkait dengan konteks ex date dividen. Secara historis, saham emiten batu bara sering mengalami koreksi di sekitar periode ini, terutama jika dividen yield yang dibagikan cukup besar.

Investor yang membeli saham untuk mengejar dividen cenderung melakukan aksi jual setelah mendapatkan hak dividen, menciptakan tekanan jual temporer. Meski demikian, prospek pemulihan harga diperkirakan tidak akan agresif sebelum ADRO berhasil menembus area pivot krusial Rp1.895–Rp1.900.

Selama harga masih tertahan di bawah zona tersebut dan antrean offer tetap dominan, setiap kenaikan harga hanya akan bersifat “relief rally” atau penguatan sementara yang rentan tertahan.

Ikuti kami di Google News: Follow Kami

Bagikan Berita Ini

Berita terkait