Saham PANI Terkoreksi Usai Rights Issue

Saham PANI terkoreksi ke Rp12.775 usai rights issue meski telah penuhi kriteria MSCI dengan kepemilikan CBDK capai 85 persen.
Saham PANI Hari Ini

IHWAL.IDSaham emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan Senin (22/12/2025) seiring dengan berakhirnya masa perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.27 WIB, harga saham PANI merosot 3,22 persen ke level Rp12.775 per unit dengan nilai transaksi mencapai Rp99,80 miliar.

Kinerja Pasar dan Analisis Teknis

Penurunan harga ini memperpanjang tren negatif PANI yang telah terkoreksi sebesar 4,84 persen dalam sepekan terakhir dan jatuh hingga 8,59 persen dalam satu bulan. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025, saham emiten ini telah anjlok sebesar 19,78 persen, sebuah kondisi yang berbanding terbalik dengan performa gemilang yang mereka catatkan sejak tahun 2021 lalu.

BACA JUGA:

Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, mengamati bahwa pergerakan harga saat ini sangat dipengaruhi oleh sentimen pasca-aksi korporasi. Menurutnya, tekanan jual yang terjadi di pasar saat ini cenderung didorong oleh faktor teknikal setelah proses distribusi saham baru selesai dilakukan.

“Mengenai potensi koreksi, sepertinya investor melakukan aksi sell off dikarenakan hal tersebut,” katanya pada Senin (22/12/2025).

Dari pernyataan itu, ditegaskan bahwa pelepasan saham oleh investor atau sell off merupakan reaksi wajar setelah periode HMETD atau PANI-R berakhir pada 18 Desember 2025. Michael juga menggarisbawahi bahwa investor perlu memperhatikan level-level psikologis harga untuk menentukan momentum masuk atau keluar.

“Secara teknikal, PANI memiliki support kuat di 13.100. Breakdown angka ini akan membuat PANI menguji angka 12.150,” demikian kata Michael.

Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa jika harga saham menembus level bawah Rp13.100, maka ada risiko penurunan lebih lanjut menuju target teknis berikutnya. Hal ini menjadi peringatan bagi para pelaku pasar agar tetap waspada terhadap volatilitas jangka pendek.

Peluang Masuk ke Indeks Global MSCI

Meski harga saham sedang mengalami tekanan, PANI justru memiliki prospek cerah untuk masuk ke dalam jajaran indeks global. Hal ini dimungkinkan karena rasio saham publik atau free float perusahaan mengalami peningkatan setelah pelaksanaan rights issue selesai dilakukan.

“Saham PANI setelah rights issue memiliki free float di kisaran 15,70 persen ke atas. Ini artinya PANI memiliki free float market cap (FFMCAP) saat ini di angka Rp37,64 triliun,” ujar Michael.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peningkatan free float hingga di atas 15 persen telah membawa kapitalisasi pasar PANI pada angka yang cukup fantastis, yakni Rp37,64 triliun. Angka ini menjadi syarat penting bagi perusahaan untuk bisa dilirik oleh investor institusi internasional melalui indeks bergengsi.

“Sesuai dengan aturan MSCI, di mana saham dengan free float di atas 15 persen memiliki syarat minimum untuk masuk sebesar USD1,768 miliar, maka PANI sudah eligible untuk masuk ke MSCI tanpa perlu kenaikan harga lagi,” lanjutnya.

Melalui kutipan tersebut, dijelaskan bahwa PANI secara administratif telah memenuhi kriteria (eligible) untuk masuk dalam indeks MSCI. Dengan nilai kapitalisasi pasar yang sudah melampaui batas minimum USD1,768 miliar, peluang PANI untuk mendapatkan aliran dana asing menjadi semakin terbuka lebar di masa depan.

Strategi Ekspansi dan Akuisisi CBDK

Dana segar yang dihimpun dari aksi rights issue ini tidak digunakan untuk membayar utang, melainkan untuk ekspansi strategis. PANI secara resmi menambah porsi kepemilikannya di PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dengan membeli sekitar 2,3 miliar lembar saham dari pemegang saham lama.

“Perlu dicatat juga bahwa hasil rights issue dari PANI itu sendiri akan digunakan untuk melakukan pembelian anak usahanya, yaitu CBDK, sehingga terlihat pergerakan yang kontras antara kedua emiten tersebut,” ujar Michael.

Dari pernyataan itu, ditegaskan bahwa penggunaan dana hasil HMETD ini bertujuan untuk memperkuat kendali PANI atas CBDK. Transaksi akuisisi yang berlangsung pada 15-19 Desember 2025 tersebut dilakukan pada harga rata-rata Rp6.450 per saham dengan total nilai mencapai Rp14,6 triliun.

Dilansir dari data keterbukaan informasi, kepemilikan langsung PANI di CBDK kini melonjak drastis dari sebelumnya 45,9 persen menjadi 85,95 persen. Sebaliknya, kepemilikan PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya di CBDK menyusut signifikan masing-masing menjadi 2,54 persen dan 1,51 persen. Langkah ini menegaskan posisi PANI sebagai pemegang saham pengendali yang dominan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Ikuti kami di Google News: Follow Kami

Bagikan Berita Ini

Berita terkait