IHWAL.ID – Saham emiten tambang Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA), berhasil bangkit (rebound) pada perdagangan Senin (22/12/2025) pagi. Pergerakan positif ini terjadi setelah kedua saham tersebut menjadi sasaran aksi jual bersih (net sell) investor asing pada pekan sebelumnya.
Hingga pukul 10:42 WIB, saham BUMI terpantau melonjak 10,47 persen ke level Rp380 per unit dengan nilai transaksi jumbo mencapai Rp2,44 triliun. Sejalan dengan itu, saham DEWA juga meningkat 5,50 persen ke posisi Rp574 per unit dengan nilai transaksi sebesar Rp452,14 miliar.
Target Teknis dan Optimisme Analis
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai bahwa secara teknikal, pergerakan BUMI dan DEWA masih memiliki ruang penguatan yang cukup lebar di atas area konsolidasinya saat ini.
“BUMI dan DEWA memiliki target teknikal yang masih di atas area konsolidasi saat ini. Jika BUMI mampu melewati angka 400, maka target kenaikan akan ada di 450,” ujar Michael.
Dari pernyataan tersebut, ditekankan bahwa level Rp400 menjadi kunci penentu reli lanjutan bagi BUMI. Sementara untuk DEWA, Michael menambahkan bahwa jika harga mampu menembus level Rp645, maka target kenaikan selanjutnya berpotensi menuju ke level Rp750.
Ekspansi BUMI dan Fasilitas Kredit DEWA
Kenaikan harga saham ini juga didorong oleh sejumlah aksi korporasi strategis. BUMI baru saja mengumumkan akuisisi 64,98 persen saham Jubilee Metals Limited (JML) senilai Rp346,93 miliar sebagai bagian dari diversifikasi usaha ke sektor non-batu bara.
Direktur BUMI, RA Sri Dharmayanti, dalam keterbukaan informasi menjelaskan urgensi transaksi tersebut bagi masa depan perusahaan.
“Perseroan telah melakukan transaksi pengambil bagian atas sejumlah 3.312.632 saham baru yang diterbitkan oleh JML. Transaksi ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan rencana transformasi perseroan dan bagian dari program diversifikasi usaha perseroan di luar sektor batu bara,” ujar Sri.
Penjelasan ini mengonfirmasi bahwa BUMI tengah serius menyeimbangkan portofolio antara batu bara termal dan nontermal dengan target rasio 50:50 pada tahun 2031. Di sisi lain, DEWA juga memperkuat fundamentalnya dengan menandatangani perjanjian fasilitas kredit senilai Rp1 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk modal kerja dan investasi proyek.






