IHWAL.ID – Ajang pencarian bakat bergengsi Dangdut Academy 7 Indosiar memasuki fase paling krusial dengan penerapan sistem penilaian yang menempatkan pemirsa sebagai pemegang kendali utama. Jajaran juri DA7 secara resmi mengumumkan bahwa penentuan nasib peserta di babak Top 3 hingga Grand Final nanti akan bergantung sepenuhnya pada dukungan penonton melalui mekanisme virtual gift.
Perubahan Sistem Penilaian
Dalam pengumuman terbarunya, pihak juri menegaskan bahwa hasil perolehan virtual gift kini menjadi satu-satunya acuan valid untuk meloloskan peserta ke babak puncak. Tidak berhenti di situ, pada malam Grand Final mendatang, gelar juara DA7 juga akan dianugerahkan kepada finalis yang berhasil mengumpulkan jumlah virtual gift terbanyak dari para pendukungnya.
Keputusan strategis ini diambil bukan tanpa alasan. Para juri menilai bahwa kualitas ketiga peserta yang tersisa di babak Top 3 sudah berada pada level kompetensi yang setara. Baik dari aspek teknik vokal, penguasaan panggung, hingga konsistensi performa, ketiganya dinilai layak menyandang predikat terbaik, sehingga juri menyerahkan keputusan akhir kepada selera publik.
Pernyataan Dewan Juri
Soimah, selaku salah satu juri utama, memberikan penegasan mengenai kesepakatan dewan juri tersebut sesaat sebelum konser Top 3 Result berlangsung.
“Kami juri sepakat memutuskan bahwa ketiga peserta di Top 3 memiliki kemampuan sama, ketiganya terbaik. Sehingga penentuan melalui perolehan virtual gift penonton,” tegas Soimah.
Dari pernyataan tersebut, dijelaskan bahwa tidak ada lagi ketimpangan kualitas di antara para akademia. Oleh karena itu, dukungan dalam bentuk virtual gift kini bertransformasi menjadi faktor hidup dan mati bagi para kontestan, bukan lagi sekadar simbol apresiasi semata seperti pada babak-babak awal.
Persaingan Tiga Akademia
Saat ini, tiga akademia yang tengah bersaing ketat memperebutkan tiket ke final adalah April (Cirebon), Valen (Pamekasan), dan Tasya (Tangerang Selatan). Dengan sistem baru ini, antusiasme penggemar dipastikan akan meledak mengingat peran mereka sangat vital dalam mengantarkan jagoannya menjadi juara.
Sebagai kilas balik, Indosiar sejatinya telah mulai menerapkan sistem virtual gift ini sejak babak 10 Besar. Hal ini menjadi pergeseran signifikan dari fase awal kompetisi DA7, di mana kelolosan peserta sangat bergantung pada penilaian subjektif dan teknis juri, yang kala itu diukur melalui jumlah kritikan, masukan, hingga perolehan standing ovation (SO) usai tampil.






