Trigger Warning! Tuol Sleng Genocide Museum, Bangunan Bersejarah Asal Kamboja dengan Cerita Berdarah

- Sabtu, 27 Mei 2023 | 06:30 WIB
 (ushmm.org)
(ushmm.org)

Ihwal.idHampir di setiap negara memiliki sejarah kelam di masa lalunya. Tidak sedikit sisa-sisa gelapnya masa gelap tersebut masih dirawat dan dijadikan sebagai museum atau objek wisata yang juga digunakan sebagai sarana edukasi.

Salah satu bangunan yang sampai sekarang masih diabadikan ialah Museum Tuol Sleng dari Kamboja.

Museum ini awalnya merupakan sebuah sekolah bernama Tuol Svay Prey High School, berlokasi di pinggiran Kota Phnom Penh.

Baca Juga: Taman Kawanakajima Konsep: Destinasi Wisata di Jepang di Wilayah Nagano, Bertamasya Sambil Belajar Sejarah

Pada masa pemerintahan Khmer Merah pada 1975, sekolah itu dialihfungsikan menjadi sebuah penjara dan berganti nama menjadi S-21.

Penjara tersebut dijadikan sebagai tempat interogasi dan sarana penyiksaan terhadap orang-orang yang dianggap membangkang terhadap pemerintah Khmer Merah.

Khmer Merah merupakan sebuah pemerintahan berbasis komunisme yang beroperasi sejak 1951 hingga 1999.

Baca Juga: Membeli 60 Bus Hess dari Swiss, Australia Bakal Membuat Transportasi Umum Ramah Lingkungan di Kota Brisbane

Terdapat ilustrasi berwujud patung di berbagai gedung pada wilayah tersebut untuk menggambarkan kekejaman yang dilakukan oleh Khmer Merah.

Mulai dari pemukulan kepada korban, disengat listrik, dicabuti kukunya, dikurung dalam kurungan yang sempit dan masih banyak lagi.

Penjara dibuat dengan dibatasi oleh kawat berduri yang dialiri listrik, serta diberikan penjagaan ketat sehingga membuat para tahanan sulit untuk melarikan diri.

Baca Juga: Mau Liburan ke Labuan Bajo ala KTT ASEAN 2023? Intip Daftar Wisata Favorit yang Bisa Kamu Kunjungi

Terhitung sejak tahun 1975 hingga 1979, sebanyak 17.000-20.000 orang telah ditahan di penjara S-21 ini.

Setiap harinya, terdapat ribuan orang yang disiksa dan dibunuh, serta dipaksa untuk menyebutkan keluarga-keluarga mereka yang nantinya akan dibunuh selanjutnya.

Halaman:

Editor: Ahmad Fadli Alghifari

Sumber: p2k.unkris.ac.id/, ushmm.org/

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X