IHWAL.ID – Nilai tukar rupiah berhasil menutup perdagangan dengan penguatan di level Rp16.688 per dolar AS pada Rabu (17/12/2025). Tren positif ini terjadi tepat setelah Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75%, meredakan tekanan yang sempat membuat mata uang garuda terperosok siang tadi.
Sebelum pengumuman resmi dirilis, rupiah sempat tertekan cukup dalam hingga menembus level psikologis Rp16.710 per dolar AS. Namun, kepastian kebijakan moneter BI sukses membalikkan keadaan mulai pukul 14.50 WIB. Meski demikian, dilansir dari data pasar, penguatan rupiah tercatat sebagai yang paling tipis di kawasan Asia, yakni hanya sebesar 0,02% secara point-to-point.
Pasar Obligasi Ikut Menguat
Sentimen positif keputusan BI juga menjalar ke pasar obligasi pemerintah. Data realtime Bloomberg menunjukkan pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) yang melaju di tren positif, ditandai dengan penurunan tingkat imbal hasil (yield) di berbagai tenor.
Tercatat, yield SUN tenor acuan 10 tahun turun 3 basis poin (bps) ke level 6,144%. Penurunan yield juga terjadi pada tenor pendek 1 tahun yang terpangkas 1,9 bps menjadi 4,895%, serta tenor 5 tahun yang melemah 2,4 bps ke posisi 5,599%. Hal ini mengindikasikan adanya aksi beli investor pasca pengumuman suku bunga.
Fokus Stabilitas BI
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa keputusan mempertahankan suku bunga didasarkan pada prioritas menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi.
Dalam konferensi pers RDG BI edisi Desember, Perry mengatakan:
“RDG BI pada 16-17 Desember 2025 memutuskan untuk menahan BI Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility 3,75% dan suku lending facility 5,5%.”
Dari pernyataan tersebut, ditegaskan bahwa BI tetap berupaya memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini guna menjaga ketahanan ekonomi domestik.






