BEI Suspensi Saham RLCO Akibat Lonjakan Harga Signifikan

BEI menghentikan sementara perdagangan saham RLCO mulai 22 Desember 2025 akibat lonjakan harga hingga 700 persen sejak IPO.
IDX IHSG

IHWAL.ID – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menetapkan penghentian sementara perdagangan efek atau suspensi terhadap saham PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mulai sesi I perdagangan Senin (22/12/2025). Keputusan ini diambil sebagai respons atas lonjakan harga kumulatif yang sangat signifikan pada saham yang baru saja melakukan IPO tersebut.

Langkah otoritas bursa ini bertujuan untuk menjaga keteraturan pasar dan memberikan perlindungan bagi para investor. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyatakan bahwa evaluasi mendalam diperlukan mengingat volatilitas harga yang tidak wajar pada saham emiten tersebut.

BACA JUGA:

Rekor Kenaikan dan Potensi Papan Pemantauan Khusus

Mengenai teknis penghentian ini, Yulianto Aji Sadono memberikan penjelasan resmi terkait ruang lingkup pasar yang terdampak suspensi.

“Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham RLCO di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I tanggal 22 Desember 2025 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut,” kata Aji dalam keterangan tertulisnya.

Dari pernyataan tersebut, ditegaskan bahwa perdagangan RLCO dibekukan total di pasar reguler maupun tunai hingga pemberitahuan berikutnya. Aji juga mengimbau agar para pemangku kepentingan selalu mencermati setiap keterbukaan informasi yang disampaikan oleh manajemen perseroan.

Dilansir dari IDX Channel, suspensi ini merupakan kali kedua bagi RLCO setelah sebelumnya sempat dihentikan pada Kamis (18/12/2025) dengan alasan serupa. Sejak melantai pada 8 Desember 2025, harga saham RLCO telah meroket hampir 700 persen, dari harga perdana Rp168 menjadi Rp1.330 per lembar saham.

Jika masa suspensi berlangsung lebih dari satu hari, RLCO berisiko masuk ke dalam papan pemantauan khusus. Kondisi ini akan membuat saham RLCO diperdagangkan menggunakan skema full-call auction (FCA).

Animo Investor dan Penggunaan Dana IPO

Saham emiten sarang burung walet ini sebelumnya memecahkan rekor dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 134 kali secara keseluruhan. Pada fase penjatahan terpusat, permintaan bahkan menembus 948 kali lipat, yang membuat investor ritel hanya mendapatkan alokasi saham dalam jumlah sangat minim.

Perseroan berhasil meraup dana segar senilai Rp105 miliar melalui aksi korporasi ini. Seluruh dana yang terkumpul direncanakan untuk memperkuat modal kerja, terutama guna mendanai pembelian bahan baku sarang burung walet untuk menunjang operasional induk dan anak perusahaan.

Ikuti kami di Google News: Follow Kami

Bagikan Berita Ini

Berita terkait