Baru Empat Hari Melantai, Saham SUPA Langsung Kena ARB

Saham SUPA anjlok hingga ARB ke level Rp1.050 pada Senin pagi setelah baru empat hari melantai di Bursa Efek Indonesia.
Harga Saham SUPA

IHWAL.ID – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) mencatatkan penurunan signifikan hingga menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB) pada perdagangan Senin (22/12/2025) pagi. Emiten perbankan digital milik Grup Emtek ini terpantau anjlok 14,63 persen ke level harga Rp1.050 per saham hingga pukul 09:10 WIB.

Penurunan tajam ini terjadi hanya berselang empat hari setelah perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data perdagangan, volume transaksi mencapai 276 juta lembar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 101,3 ribu kali, yang secara akumulatif bernilai Rp316,8 miliar.

BACA JUGA:

Dinamika Pasca-IPO dan Performa Pasar

Sebelum mengalami koreksi dalam hari ini, saham SUPA menunjukkan performa gemilang pada hari perdana perdagangannya, Rabu (17/12/2025). Kala itu, harga saham melonjak 24,4 persen hingga menyentuh Auto Reject Atas (ARA) ke posisi Rp790, dengan antrean beli mencapai 12,49 juta lot.

Menanggapi langkah strategis perusahaan di pasar modal, Presiden Direktur Superbank Tigor Siahaan menyatakan bahwa pencatatan saham di IDX merupakan tonggak sejarah baru bagi perjalanan bank besutan Emtek Group ini.

“Dengan dukungan pemegang saham dan ekosistem digital yang kuat, kami semakin siap memperluas akses kredit, mempercepat inovasi produk, dan menghadirkan layanan finansial yang aman dan relevan bagi jutaan masyarakat Indonesia. Modal yang diperoleh dari IPO ini akan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang kami,” ujar Tigor.

Melalui pernyataan tersebut, ditegaskan bahwa perolehan modal dari pasar saham akan difungsikan sebagai pilar stabilitas operasional dan inovasi produk berkelanjutan. Superbank sendiri berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp2,79 triliun melalui penawaran umum perdana saham (IPO) dengan harga Rp635 per lembar.

Fokus Penggunaan Dana Segar

Dilansir dari keterbukaan informasi perseroan, sekitar 70 persen dana hasil IPO akan dialokasikan sebagai modal kerja. Fokus utamanya adalah memperkuat penyaluran kredit kepada segmen underbanked, baik di sektor ritel maupun UMKM yang menjadi motor pertumbuhan utama.

Sisanya, sebesar 30 persen, akan dialokasikan untuk belanja modal atau capital expenditure. Dana tersebut mencakup pengembangan sistem pembayaran digital, infrastruktur teknologi informasi, hingga investasi jangka panjang pada sektor kecerdasan buatan (AI) dan keamanan siber.

Ikuti kami di Google News: Follow Kami

Bagikan Berita Ini

Berita terkait