IHWAL.ID – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) resmi mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2025 sebesar Rp100 per saham. Corporate Secretary Bank Mandiri, Adhika Vista, menyatakan bahwa total dana indikatif yang disiapkan mencapai Rp9,3 triliun yang akan dibayarkan pada pertengahan Januari 2026 mendatang.
Jadwal dan Mekanisme Pembayaran Dividen
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/12/2025), perusahaan telah menetapkan linimasa penting bagi para investor. Pembayaran dividen dijadwalkan akan dilakukan secara serentak pada 14 Januari 2026.
Penetapan pemegang saham yang berhak menerima dividen atau recording date jatuh pada 7 Januari 2026. Sementara itu, tanggal cum date dividen di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 5 Januari 2026, diikuti dengan ex date pada 6 Januari 2026.
Landasan Kinerja Keuangan dan Transparansi
Keputusan pembagian dividen ini didasarkan pada performa keuangan perseroan yang tetap kuat hingga akhir tahun 2025. Adhika Vista menegaskan bahwa posisi permodalan dan likuiditas Bank Mandiri berada dalam kondisi yang sangat terjaga untuk mendukung langkah ini.
“Seluruh proses pembayaran dividen akan dilaksanakan secara transparan, akuntabel, serta sesuai dengan ketentuan pasar modal,” ujar Adhika Vista dalam keterangan tertulisnya.
Dari pernyataan itu, ditegaskan bahwa Bank Mandiri berkomitmen penuh untuk menjalankan aksi korporasi ini sesuai dengan regulasi yang berlaku di industri keuangan. Perseroan memastikan bahwa distribusi keuntungan kepada pemegang saham dilakukan dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Pertumbuhan Kredit dan Likuiditas Sehat
Kinerja intermediasi Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan yang agresif di tengah dinamika ekonomi global. Hingga November 2025, penyaluran kredit secara bank tercatat tumbuh 13,1 persen secara tahunan atau mencapai Rp1.452 triliun.
Capaian pertumbuhan kredit tersebut terpantau melampaui rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional. Hal ini menunjukkan peran aktif perseroan dalam mendorong roda ekonomi melalui penyaluran pembiayaan yang berkelanjutan.
Pertumbuhan kredit ini juga diimbangi dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat signifikan sebesar 15,9 persen secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun. Dengan angka tersebut, loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 91 persen, yang mencerminkan tingkat likuiditas yang tetap sehat dan stabil.
Ketahanan Model Bisnis dan Total Aset
Ketangguhan model bisnis Bank Mandiri terbukti dengan peningkatan total aset yang cukup pesat sepanjang tahun berjalan. Per November 2025, total aset perseroan secara bank menembus angka Rp2.120 triliun, tumbuh 14,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dilansir dari laporan resmi perusahaan, pencapaian ini menegaskan daya tahan Bank Mandiri terhadap penyesuaian kebijakan moneter serta tekanan ekonomi global. Dengan fondasi keuangan yang solid, Bank Mandiri optimis dapat terus meningkatkan nilai tambah bagi para pemegang saham di masa depan.






