IHWAL.ID – Penyerang Liverpool asal Swedia, Alexander Isak, mengakui dirinya belum memahami penyebab pasti di balik penurunan performanya bersama The Reds pada musim ini. Meskipun tengah menghadapi masa sulit dengan minimnya kontribusi gol, pemain yang didatangkan dengan nilai transfer fantastis tersebut tetap optimistis bahwa situasi ini hanyalah dinamika sementara dalam karier profesionalnya.
Tekanan Rekor Transfer Fantastis
Dilansir dari Sports Illustrated yang mengutip wawancara dengan media Swedia Sportbladet pada Sabtu, Isak menyampaikan keluh kesahnya mengenai produktivitas yang merosot tajam. Isak bergabung ke Anfield dengan reputasi besar sebagai pencetak gol ulung setelah membukukan 44 gol untuk Newcastle United di Liga Inggris selama dua musim terakhir.
Liverpool sebelumnya bergerak cepat mengamankan tanda tangannya dengan nilai transfer mencapai 125 juta pound sterling. Nilai tersebut resmi menjadikan Isak sebagai pemain dengan rekor transfer termahal dalam sejarah sepak bola Inggris.
Namun, adaptasinya belum berjalan mulus karena terkendala masalah kebugaran dan hubungan yang sempat memanas dengan klub lamanya saat masa pramusim.
Keyakinan untuk Bangkit dari Masa Sulit
Hingga kini, Isak tercatat baru mencetak satu gol dari 14 penampilannya bersama Liverpool dan mulai tersisih dari starting XI dalam dua laga terakhir. Isak menekankan bahwa periode sulit ini bukan hal baru baginya dan ia memiliki mentalitas yang kuat untuk segera memperbaiki keadaan.
“Yang terpenting adalah bagaimana membalikkan keadaan. Untuk saya pribadi, ini bukan pertama kalinya mengalami periode sulit,” ujar Isak.
Dari pernyataan itu, ditegaskan bahwa sang striker memilih untuk fokus pada solusi daripada meratapi kegagalan sesaat. Ia membandingkan situasi ini dengan pengalamannya saat di Borussia Dortmund sebelum akhirnya bersinar kembali di Real Sociedad dan Newcastle. Isak yakin bahwa keseimbangan mental adalah kunci utama untuk memulihkan ketajamannya di lini depan.
“Tentu saja saya percaya diri. Pengalaman mengajarkan untuk tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Mencari keseimbangan itulah yang sekarang semakin saya kuasai,” tutup Isak.







